Sabtu, 16 Januari 2016

PROSES PENELITIAN


PROSES PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitan
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802

Disusun oleh   :
1. Ipwahyudin                     (2013121732)
2. Latansa Anandita            (2013121218)
3. Nur Cahyati                    (2013122630)
4. Samuel Ferdian B.H       (2013121356)
5. Sasy Utami                      (2013121534)
6. Sri Lestari                        (2013121464)
7. Windi Maharani              (2013122749)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015

KATA PENGANTAR

            Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa penyusun karya Metodelogi Penelitian yang berjudul “Proses Penelitian” telah di selesaikan.

            Karya Ilmiah ini diperuntukan bagi penulis dan mahasiswa yang sedang mempelajari Metodelogi Penelitian dan juga ingin menggunakan baik sebagai bahan acuan dan bahan kepustakaan.

            Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Segala kritik dan saran yang sifatnya kosntruktif untuk menyempurnakan Karya Ilmiah ini yang akan datang dimasa yang akan datang dari siapapun datangnya, penyusun akan terima dengan segala kerendahan hati.


Tangerang Selatan,    November 2015


Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar   ……………………………………………………………     ii
Daftar isi   …………………………………………………………………...     iii
BAB I  Pendahuluan
            1.1   Latar Belakang   ……………………………………………….      1

            1.2   Rumusan Masalah   ……………………………………………      1
            1.3   Tujuan   ………………………………………………………..      2
BAB II Pembahasan
            2.1   Variable   ………………………………………………………      3
            2.2   Kerangka Teoritis   …………………………………………….      7
            2.3   Penyusunan Hipotesis   ………………………………………...      9
            2.4   Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kuantitatif   …………..      13
            2.5   Keuntungan Manajerial   ………………………………………      14
            2.6   Ringkasan   …………………………………………………….      14
BAB III Penutup
            3.1   Kesimpulan   …………………………………………………..      15
            3.2   Kritik   …………………………………………………………      15
            3.3   Saran   …………………………………………………………      15
             
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai proses penelitian yang diambil dari beberapa sumber. Penulisan makalah ini akan menjelaskan mengenai veriabel, kerangka troritis dan penyusunan hipotesis.
Silverman menyatakan bahwa “method is specific research technique” (1993:2) (Metode merupakan teknik penelitian yang bersifat khusus). Sementara itu, penelitian bisnis sebagai penyeledikian atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait (Sekaran, 2006:7).Upaya dalam penelitian berupa kegiatan meneliti.Kegiatan meneliti ini menempuh beberapa langkah mulai dari pemilihan judul dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis, dan sebagainya.
Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.Hipotesis dapat diartikan hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135).

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami buat adalah:
1.         Apakah yang dimaksud dengan variabel?
2.         Apa saja jenis - jenis variabel?
3.         Apakah yang dimaksud kerangka teoritis?
4.         Apakah yang dimaksud hipotesis?
5.         Apa saja jenis – jenis hipotesis?

1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui pengertian variabel.
2.    Untuk mengetahui jenis- jenis variabel.
3.    Untuk mengetahui kerangka teoritis.
4.    Untuk mengetahui pengertian hipotesis.
5.    Untuk mengetahui jenis – jenis hipotesis.
 

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Variable
Sesudah mengetahui apa pentingnya kerangka hipotesis maka tibalah saatnya bagi seorang peneliti untuk menyusun suatu hipotesis. Hipotesis tersebut harus berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Tetapi sebelum mengarah pada penyusunan hipotesis, peneliti juga harus menentukan variabel-variabel mana yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut.
Variabel adalah kontruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. (Hasan,2002:17)
Menurut Kerlinger (1973:23) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dan lain-lain. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).
Dengan demikian dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai yang dapat dimengerti dan dapat dilihat dalam bentuk bilangan atau konsep sehingga meyakinkan dalam maknanya.
Dalam pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik.Hal ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diamati dan dapat diukur dalam suatu penelitian.variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasionaldengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.


2.1.1   Jenis variable
        Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria yang menyertainya dan berdasarkan hubungannya variabel dapat dibedakan pada empat jenis utama, yaitu :

1.    Variable terikat (dependent variable, disebut juga variable kriteria/criterion variable)
     Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. (Sekaran,2014:116). Variabel terikat merupakan variabel yang tergantung atas variabel lain. (Nasir,1988:150).
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel dependen (variabel terikat)

2.    Variabel bebas (independent variable, disebut juga variable predictor / predictor variable)
Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative. Maksudnya adalah jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. (Sekaran,2014:117).
     Adapun yang berpendapat bahwa, Variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau yang disebabkan oleh variabel lain. Namun, suatu variabel tertentu dapat sekaligus menjadi variabel bebas dan variabel terikat. (Hasan,2002:18)
     Contoh :
     “Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah variabel independen (variabel bebas).
3.    Variabel moderator (moderating variable)
     Variable moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. (Sekaran,2014:119)
     Adapula yang berpendapat bahwa, variable moderator adalah variabel yang mempengaruhi.Dalam hal ini perkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas kedua. (Hasan,2002:18)
     Contoh:
     Hubungan perilaku suami istri akan semakin baik (kuat) jika mempunyai anak dan akan semakin renggang jika ada pihak ke3 yang mencampurinya.
     Perilaku Suami (variabel independen)
     Perilaku Istri (variabel dependen)
     Jumlah Anak (variabel moderator)
     Perbedaan antara variabel bebas dan variabel moderator
     Dapat dibayangkan dalam situasi variabel dimana kita mempunyai tiga variabel yang sama. Sehingga akan lebih dimengerti dalam bentuk contoh dan disini akan dibelikan sebuah kasus.
     Dalam kasus pertama :
     program pelatihan dan kekuatan kebutuhan pertumbuhan (variabel bebas)
     kesediaan karyawan untuk belajar (variabel terikat)
     dalam kasus kedua :
     kualitas program pelatihan (variabel bebas) dan meskipun variable terikat tetap sama
dalam kasus ketiga :
kekuatan kebutuhan pertumbuhan (variabel moderator).
Dengan kata lain, hanya mereka dengan kebutuhan pertumbuhan tinggi yang menunjukkan keinginan dan kemampuan adaptasi yang lebih besar untuk belajar melakukan hal-hal baru jika kualitas program pelatihan ditingkatkan. Dengan demikian, hubungan antara variabel bebas dan terikat sekarang menjadi tergantung pada kahadiran moderator.

4.    Variabel antara (intervening variable)
Variabel antara adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. (Sugiyono,2011:39)
Contoh :
Gaji karyawan yang tinggi, pemimpin yang berprilaku baik, tetapi prestasi kerja karyawan rendah karena frustasi. Maka, frustasi merupakan variabel intervening.

2.2    Kerangka teoritis
Kerangka teoritis merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran peneliti,dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai anggapan seperti yang di utarakan dalam hipotesis.
Sekaran (dalam Hasan,2002:48) menyebutkan bahwa, kerangka teoritis merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Sedangkan memberikan penjelasan mengenai kerangka teoritis yaitu kerangka pemikiran yang merupakan penjelasan terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. (Hasan,2002:48)
Sehingga dapat dikatakan bahwa kerangka berfikir adalah jaringan tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independen dan Dependen.Pertautan antar variabel tersebut, selajutnya dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis.Oleh karena itu, pada setiap penyusun hipotesis harus didasarkan pada Kerangka Pikir.Kerangka Pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
2.2.1   Komponen kerangka teoritis
Kerangka teoritis yang baik akan menjelaskan secara teoritis antara variableyang akan diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independen dan Dependen.selajutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada setiap penyusun paradigma penelitian harus didasarkan pada Kerangka teoritis.
Kerangka teoretis secara logis menjelaskan sangkut paut antar variabel bebas, variabel terikat, dan jika tepat, variabel moderator dan variabel antara yang diuraikan.Hubungan antara vaiabel bebas, variabel terikat, dan jika tepat, variabel moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat variabel moderator adalah penting untuk mnjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik seperti apa yang terjadi. (Sekaran,2014;128)
Sekaran (2014:128) menyatakan bahwa hal yang harus diperhatikan dalam kerangka teoretis :
1)   Variabel diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama.
2)   Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu dengan lainnya.
3)   Sifat dan arah hubungan (positif dan negatif) diteorikan berdasarkan pada penemuan dan penelitian sebelumnya.
4)   Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antara variabel itu ada.
5)   Digambarkan dalam bentuk diagram skematis.
2.2.2   Kerangka teoretis untuk contoh
Variable terikat adalah pelanggaran keamanan yang merupakan variable minat utama. Misalnya semakin sedikit komunikasi antara anggota kru semakin besar kemungkinan terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan karena sangat sedikit informasi yang diberikan diantara mereka karena masing-masing pihak akan terserap oleh tugas dan keahliannya. Berbeda lagi apabila terjadi suatu masalah dalam keselamatan penerbangan dimana kru bandara gagal memberikan informasi pada saat yang tepat dan kurang koordinasi antara petugas kontol bandara  dan kru kokpit maka besar kemungkinan akan terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan. Kedua faktor tersebut diperburuk oleh filosofi manajemen delta airlines yang menekankan desentralisasi. Dengan demikian, semakin besar derajat desentralisasi, semakin rendah cakupan tingkat komunikasi antar kru pesawat dan antara petugas bandaradan kru kokpit, maka semakin besar kemungkinan terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan. Demikian pula jika anggota kru kokpit tidak dilatih secara memadai, mereka mungkin tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai standar keamanan atau mungkin tidak mampu untauk menagani situasi darurat.Jadi, pelatihan yang buruk juga menambah kemungkinan terjadinya pelanggaran keamanan.

2.3    Penyusunan hipotesis
Setelah mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan antar variabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis selanjutnya dilanjutkan dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik yang tepat atau melalui analisis kasus negative (negative case analysis) sehingga akan memperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasil pengujian tersebut memberikan beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji semacam itu disebut penyusunan hipotesis.
Hasan (2002:51) menyebutkan sebuah rumusan hipotesis penelitian dapat disusun dengan mengikuti beberapa pedoman sebagai berikut:
1.        Susunlah berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihkan beberapa yang rasanya berhubungan satu sama lain, disinilah hipotesis akan muncul.
2.        Membuat beberapa pertanyaan kemudian jawab pertanyaan yang berhubungan penting untuk data. Ini juga merupakan satu kemungkinan hipotesis.
3.        Susunlah variabel yang dapat dipakai untuk menganalisis masalah tertentu kemudian jawab pertanyaan bila seluruh variabel terkumpul.
4.        Susunlah daftar lembaga-lembaga yang ada dan coba jawab mana masalah yang belum terpecahkan walaupun lembaga tersebut telah berjalan semestinya.
5.        Pilihlah daftar masalh yang teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai sebagai langkah kerja penelitian. Ini berarti teori sigunakan sebagai salah satu bahan penyusunan hipotesis.

2.3.1   Definisi hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.Lebih jelasnya hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris.
Trelease (dalam Nasir,1988:182) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang diamati. Sedangkan Good dan Scates menyatakan bahwa, hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya.

2.3.2   Pernyataan hipotesis : format
Pernyataan jika-maka (if-then statement)
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan antar variable.Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok atau anatara beberapa kelompok yang terkait dengan variable.Untuk menguji apakan hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement). Kedua format tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut :
Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakitJika karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti sakit.

2.3.3   Hipotesis direksional dan non direksional.
Jika dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok seperti istilah negative, positif, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan antar variabel positif atau negative dapat ditunjukkan. (Sekaran,2014:137)
contoh :      
Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, maka rendah kepuasan kerja karyawan.
Di sisi lain, hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mendalikan hubungan atau perbedaan tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain, meskipun mungkin diperkirakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan diantara dua variable dan kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut akan positif atau negatife. Begitu pula, jika kita dapat memperkirakan bahwa terdapat perbedaan antara dua kelompok mana yang akan lebih dan mana yang kurang pada variabel tersebut.
Contoh :
Usia berkorelasi dengan kepuasan kerja.
Terdapat perbedaan nilai etika antara pekerja Amerika dan Asia.

2.3.4   Hipotesis Nol dan alternative
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut hipotesis nol karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan dengan hipotesis sebenarnya. (Hasan,2002:53) hipotesis sengaja dibuat untuk ditolak dalam rangka memeperkuat hipotesis alternative (HA). (Sidig,2015:4)
Hipotesis nol ini, sering juga disebut sebagai hipotesis statistik karena dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis ini dapat menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. (Hasan,2002:53)
Contoh pasangan hipotesis nol dan alternatif yang bersifat direksional, yaitu “Wanita memiliki motivasi kerja lebih tinggi daripada laki-laki” adalah sebagai berikut.
H0: μM = Îœw                       Atau                H0: μM - μW = 0
Dan
HA: μM < μW                        Atau                 HA: μW > μM
Dengan H0 sebagai hipotesis nol, HA sebagai hipotesis alternatif, serta μM dan μW adalah level motiasi kerja pria dan wanita.
Hipotesis alternatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara kelompok.(Sekaran,2014:138)
Adapun contoh pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang bersifat nondireksional, yaitu “Terdapat perbedaan nilai etika kerja di antara pekerja Amerika dan Asia” adalah sebagai berikut.
H0: μAM = μAS       Atau    H0: μAM - μAS = 0
Dan               HA: μAM ≠ μAS


Sekaran(2014:141) menyatakan Langkah – langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis :
1.    Menyatakan hipotesis nol dan alternative
2.    Memilih uji statistik yang tepat
3.    Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan
4.    Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa       tingkat singnifikansi terpenuhi.
5.    Jika nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternative diterima.

2.4    Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kualitatif
Pengujian hipotesis dapat pula dilaksanakan dengan data kualitatif.Misalnya, setelah melaksanakan interviuw yang intensif seorang periset kemudian menyusun kerangka teoretis bahwa praktik-praktik tidak etis yang dilakukan oleh karyawan merupakan fungsi ketidakmampuannya dalam membedakan antara benar dan salah atau sebagai akibat kebutuhan yang amat terhadap uang, atau juga sebagai akibat pengabaian praktik tersebut oleh organisasi.Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengumpulan data untuk menguji hipotesis tersebut.Dalam hal setelah dilakukan pengujian ternyata faktor penyebabnya bukan dari ketiga variabel yang telah disebutkan tersebut maka fenomena ini disebut sebagai the negative case method.Dalam kondisi ini, teori dan hipotesis harus terus direvisi sampai diperoleh teori yang kokoh.(Sidig,2015;5)

2.5    Keuntungan Manajerial
Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoretis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian.(Sekaran,2014;146)

2.6    Ringkasan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, yakni: Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Sedangkan hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. 

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.Sedangkan hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

3.2 Kritik
Karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, masih banyak yang perrlu diperbaiki baik  dalam isi maupun tulisan.

3.3 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.


 DAFTAR PUSTAKA

A.James,dan,Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.Surakarta:PT ERESCO
Hasan,Iqbal.2002.Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:Ghalia Indonesia 
Kerlinfer, Fres N.1978. Behavioral Research, New York: Holt Rinehard and Winston.
Nasir,Muhammad.1988.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia IndonesiaSekaran,Uma.2014.Metodologi Penelitian untuk Bisnis.Jakarta:Salemba EmpatSidiq,Danar Sutopo.RMK.1992.Metodologi Penelitian Pertemuan IV.Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penerbit Alfabeta, Cetakan ke-13.