PROSES PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitan
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
Disusun oleh :
1. Ipwahyudin (2013121732)
2. Latansa Anandita (2013121218)
3. Nur Cahyati (2013122630)
3. Nur Cahyati (2013122630)
4. Samuel Ferdian B.H (2013121356)
5. Sasy Utami (2013121534)
6. Sri Lestari (2013121464)
7. Windi Maharani (2013122749)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa
penyusun karya Metodelogi Penelitian yang berjudul “Proses Penelitian” telah di selesaikan.
Karya Ilmiah ini diperuntukan bagi penulis
dan mahasiswa yang sedang mempelajari Metodelogi Penelitian dan juga ingin
menggunakan baik sebagai bahan acuan dan bahan kepustakaan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi pembaca. Segala kritik dan saran yang sifatnya kosntruktif untuk menyempurnakan
Karya Ilmiah ini yang akan datang dimasa yang akan datang dari siapapun
datangnya, penyusun akan terima dengan segala kerendahan hati.
Tangerang
Selatan, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………… ii
Daftar
isi …………………………………………………………………... iii
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………… 1
1.3
Tujuan ……………………………………………………….. 2
BAB II Pembahasan
2.1 Variable
……………………………………………………… 3
2.2
Kerangka Teoritis ……………………………………………. 7
2.3
Penyusunan Hipotesis ………………………………………... 9
2.4
Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kuantitatif …………..
13
2.5
Keuntungan Manajerial ……………………………………… 14
2.6
Ringkasan ……………………………………………………. 14
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
………………………………………………….. 15
3.2
Kritik ………………………………………………………… 15
3.3
Saran ………………………………………………………… 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan
makalah ini merupakan pemaparan mengenai proses penelitian yang diambil dari
beberapa sumber. Penulisan makalah ini akan menjelaskan mengenai veriabel,
kerangka troritis dan penyusunan hipotesis.
Silverman
menyatakan bahwa “method is specific research technique” (1993:2)
(Metode merupakan teknik penelitian yang bersifat khusus). Sementara itu,
penelitian bisnis sebagai penyeledikian atau investigasi yang terkelola,
sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu
masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi
terkait (Sekaran, 2006:7).Upaya dalam penelitian berupa kegiatan
meneliti.Kegiatan meneliti ini menempuh beberapa langkah mulai dari pemilihan
judul dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori, hipotesis, dan sebagainya.
Setelah
peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk
menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan
hipotesis.Hipotesis dapat diartikan hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji (Sekaran, 2006:135).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami buat adalah:
1.
Apakah yang dimaksud dengan variabel?
2.
Apa saja jenis - jenis variabel?
3.
Apakah yang dimaksud kerangka teoritis?
4.
Apakah yang dimaksud hipotesis?
5.
Apa saja jenis – jenis hipotesis?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah
ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian variabel.
2.
Untuk mengetahui jenis- jenis variabel.
3.
Untuk mengetahui kerangka teoritis.
4.
Untuk mengetahui pengertian hipotesis.
5. Untuk mengetahui jenis –
jenis hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Variable
Sesudah mengetahui apa pentingnya kerangka hipotesis maka tibalah
saatnya bagi seorang peneliti untuk menyusun suatu hipotesis. Hipotesis
tersebut harus berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Tetapi sebelum
mengarah pada penyusunan hipotesis, peneliti juga harus menentukan
variabel-variabel mana yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut.
Variabel adalah kontruk yang sifat-sifatnya sudah diberi
nilai-nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau
lebih pada suatu kontinum. (Hasan,2002:17)
Menurut
Kerlinger (1973:23) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat
yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dan lain-lain.
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda (different values).
Dengan demikian dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai yang dapat
dimengerti dan dapat dilihat dalam bentuk bilangan atau konsep sehingga
meyakinkan dalam maknanya.
Dalam
pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan
baik.Hal ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan
tujuan penelitian dan dapat diamati dan dapat diukur dalam suatu
penelitian.variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan didefinisikan
secara operasionaldengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
2.1.1 Jenis variable
Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan
kriteria yang menyertainya dan berdasarkan hubungannya variabel dapat dibedakan
pada empat jenis utama, yaitu :
1. Variable terikat (dependent variable, disebut juga variable kriteria/criterion variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan
peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. (Sekaran,2014:116). Variabel terikat merupakan variabel yang
tergantung atas variabel lain. (Nasir,1988:150).
Contoh :
“Pengaruh
metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah
variabel dependen (variabel terikat)
2.
Variabel bebas (independent variable, disebut
juga variable predictor / predictor variable)
Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative.
Maksudnya adalah jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir dan dengan setiap unit kenaikan
dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan
dalam variabel terikat. (Sekaran,2014:117).
Adapun yang berpendapat
bahwa, Variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau yang disebabkan oleh
variabel lain. Namun, suatu variabel tertentu dapat sekaligus menjadi variabel
bebas dan variabel terikat. (Hasan,2002:18)
Contoh :
“Pengaruh
metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah
variabel independen (variabel bebas).
3. Variabel moderator (moderating variable)
Variable
moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang
kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. (Sekaran,2014:119)
Adapula yang berpendapat
bahwa, variable moderator adalah variabel yang mempengaruhi.Dalam hal ini
perkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas kedua.
(Hasan,2002:18)
Contoh:
Hubungan perilaku suami
istri akan semakin baik (kuat) jika mempunyai anak dan akan semakin renggang
jika ada pihak ke‐3 yang mencampurinya.
Perilaku Suami (variabel
independen)
Perilaku Istri (variabel
dependen)
Jumlah Anak (variabel
moderator)
Perbedaan antara variabel bebas dan variabel moderator
Dapat dibayangkan dalam situasi
variabel dimana kita mempunyai tiga variabel yang sama. Sehingga
akan lebih dimengerti dalam bentuk contoh dan disini akan dibelikan sebuah
kasus.
Dalam
kasus pertama :
program pelatihan dan kekuatan kebutuhan pertumbuhan (variabel bebas)
kesediaan
karyawan untuk belajar (variabel terikat)
dalam kasus kedua :
kualitas
program pelatihan (variabel bebas) dan meskipun variable terikat tetap sama
dalam kasus ketiga :
kekuatan kebutuhan pertumbuhan (variabel moderator).
Dengan kata lain, hanya mereka dengan kebutuhan pertumbuhan tinggi yang
menunjukkan keinginan dan kemampuan adaptasi yang lebih besar untuk belajar
melakukan hal-hal baru jika kualitas program pelatihan ditingkatkan. Dengan
demikian, hubungan antara variabel bebas dan terikat sekarang menjadi tergantung
pada kahadiran moderator.
4. Variabel antara (intervening variable)
Variabel antara adalah
variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel
terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan
demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. (Sugiyono,2011:39)
Contoh :
Gaji karyawan yang tinggi, pemimpin
yang berprilaku baik, tetapi prestasi kerja karyawan rendah karena frustasi.
Maka, frustasi merupakan variabel intervening.
2.2
Kerangka teoritis
Kerangka
teoritis merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
peneliti,dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai
anggapan seperti yang di utarakan dalam hipotesis.
Sekaran (dalam Hasan,2002:48) menyebutkan
bahwa, kerangka teoritis merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang
penting. Sedangkan memberikan penjelasan mengenai kerangka teoritis yaitu
kerangka pemikiran yang merupakan penjelasan terhadap gejala-gejala yang
menjadi objek permasalahan. (Hasan,2002:48)
Sehingga dapat dikatakan bahwa kerangka berfikir adalah jaringan
tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independen dan
Dependen.Pertautan antar variabel tersebut, selajutnya dirumuskan ke dalam
bentuk hipotesis.Oleh karena itu, pada setiap penyusun hipotesis harus
didasarkan pada Kerangka Pikir.Kerangka Pikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih.
2.2.1
Komponen kerangka teoritis
Kerangka
teoritis yang baik akan menjelaskan secara teoritis antara variableyang akan
diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independen
dan Dependen.selajutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh
karena itu, pada setiap penyusun paradigma penelitian harus didasarkan pada
Kerangka teoritis.
Kerangka teoretis secara logis menjelaskan sangkut paut antar variabel bebas, variabel terikat, dan jika tepat, variabel moderator dan variabel antara yang diuraikan.Hubungan antara vaiabel bebas, variabel terikat, dan jika tepat,
variabel moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat variabel moderator
adalah penting untuk mnjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik seperti apa
yang terjadi. (Sekaran,2014;128)
Sekaran (2014:128) menyatakan
bahwa hal yang harus diperhatikan dalam kerangka teoretis :
1)
Variabel diidentifikasikan secara jelas dan
diberi nama.
2)
Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih
variabel berhubungan satu dengan lainnya.
3)
Sifat dan arah hubungan (positif dan negatif)
diteorikan berdasarkan pada penemuan dan penelitian sebelumnya.
4)
Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti
berharap bahwa hubungan antara variabel itu ada.
5)
Digambarkan dalam bentuk diagram skematis.
2.2.2 Kerangka teoretis untuk contoh
Variable terikat adalah pelanggaran keamanan yang merupakan variable minat
utama. Misalnya
semakin sedikit komunikasi antara anggota kru semakin besar kemungkinan terjadi
pelanggaran keselamatan penerbangan karena sangat sedikit informasi yang
diberikan diantara mereka karena masing-masing pihak akan terserap oleh tugas
dan keahliannya. Berbeda lagi apabila terjadi suatu masalah dalam keselamatan
penerbangan dimana kru bandara gagal memberikan informasi pada saat yang tepat
dan kurang koordinasi antara petugas kontol bandara dan kru kokpit maka besar kemungkinan akan
terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan. Kedua faktor tersebut diperburuk
oleh filosofi manajemen delta airlines yang menekankan desentralisasi. Dengan
demikian, semakin besar derajat desentralisasi, semakin rendah cakupan tingkat
komunikasi antar kru pesawat dan antara petugas bandaradan kru kokpit, maka
semakin besar kemungkinan terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan. Demikian
pula jika anggota kru kokpit tidak dilatih secara memadai, mereka mungkin tidak
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai standar keamanan atau mungkin tidak
mampu untauk menagani situasi darurat.Jadi, pelatihan yang buruk juga menambah
kemungkinan terjadinya pelanggaran keamanan.
2.3
Penyusunan hipotesis
Setelah mengidentifikasi variabel
penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan antar variabel melalui
pemikiran logis dalam kerangka teoritis selanjutnya dilanjutkan dengan menguji
hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik yang tepat atau melalui
analisis kasus negative (negative case analysis) sehingga akan
memperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara
variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasil pengujian tersebut
memberikan beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalam situasi yang
dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji
semacam itu disebut penyusunan hipotesis.
Hasan (2002:51) menyebutkan sebuah rumusan hipotesis penelitian dapat disusun dengan mengikuti
beberapa pedoman sebagai berikut:
1.
Susunlah
berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihkan beberapa yang rasanya
berhubungan satu sama lain, disinilah hipotesis akan muncul.
2.
Membuat
beberapa pertanyaan kemudian jawab pertanyaan yang berhubungan penting untuk data.
Ini juga merupakan satu kemungkinan hipotesis.
3.
Susunlah
variabel yang dapat dipakai untuk menganalisis masalah tertentu kemudian jawab
pertanyaan bila seluruh variabel terkumpul.
4.
Susunlah daftar
lembaga-lembaga yang ada dan coba jawab mana masalah yang belum terpecahkan
walaupun lembaga tersebut telah berjalan semestinya.
5.
Pilihlah daftar
masalh yang teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai sebagai langkah
kerja penelitian. Ini berarti teori sigunakan sebagai salah satu bahan
penyusunan hipotesis.
2.3.1
Definisi hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan
sebagai suatu pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi.Lebih jelasnya hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris.
Trelease (dalam Nasir,1988:182)
memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu
fakta yang diamati. Sedangkan Good dan Scates menyatakan bahwa, hipotesis
adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian
selanjutnya.
2.3.2
Pernyataan hipotesis : format
Pernyataan
jika-maka (if-then statement)
Seperti yang disebutkan sebelumnya,
hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan antar
variable.Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua
kelompok atau anatara beberapa kelompok yang terkait dengan variable.Untuk menguji
apakan hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak,
hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan
jika-maka (if-then statement). Kedua format tersebut dapat dilihat dalam contoh
berikut :
Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakitJika
karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti
sakit.
2.3.3 Hipotesis
direksional dan non direksional.
Jika dalam menyatakan hubungan
antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok seperti istilah negative,
positif, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan, maka hipotesis
tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan antar
variabel positif atau negative dapat ditunjukkan. (Sekaran,2014:137)
contoh :
Semakin besar
stres yang dialami dalam pekerjaan, maka rendah kepuasan kerja karyawan.
Di sisi lain,
hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang
mendalikan hubungan atau perbedaan tetapi tidak memberikan indikasi mengenai
arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain, meskipun mungkin
diperkirakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan diantara dua variable dan
kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut akan positif atau
negatife. Begitu pula, jika kita dapat memperkirakan bahwa terdapat perbedaan
antara dua kelompok mana yang akan lebih dan mana yang kurang pada variabel
tersebut.
Contoh :
Usia berkorelasi dengan kepuasan kerja.
Terdapat perbedaan nilai etika antara pekerja
Amerika dan Asia.
2.3.4
Hipotesis Nol dan alternative
Hipotesis nol (H0) adalah
hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut
hipotesis nol karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan dengan hipotesis
sebenarnya. (Hasan,2002:53) hipotesis sengaja dibuat untuk ditolak dalam rangka
memeperkuat hipotesis alternative (HA). (Sidig,2015:4)
Hipotesis nol
ini, sering juga disebut sebagai hipotesis statistik karena dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Hipotesis ini dapat menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau
tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. (Hasan,2002:53)
Contoh pasangan
hipotesis nol dan alternatif yang bersifat direksional, yaitu “Wanita memiliki
motivasi kerja lebih tinggi daripada laki-laki” adalah sebagai berikut.
H0: μM = Μw Atau H0: μM - μW = 0
Dan
HA: μM < μW Atau HA: μW > μM
Dengan H0
sebagai hipotesis nol, HA sebagai hipotesis alternatif, serta μM dan μW adalah
level motiasi kerja pria dan wanita.
Hipotesis alternatif adalah pernyataan yang
mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara kelompok.(Sekaran,2014:138)
Adapun contoh pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang
bersifat nondireksional, yaitu “Terdapat perbedaan nilai etika kerja di antara
pekerja Amerika dan Asia” adalah sebagai berikut.
H0: μAM = μAS Atau H0: μAM - μAS = 0
Dan HA: μAM ≠ μAS
Sekaran(2014:141) menyatakan Langkah
– langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis :
1.
Menyatakan
hipotesis nol dan alternative
2.
Memilih uji
statistik yang tepat
3.
Menentukan
tingkat signifikan yang diinginkan
4.
Memastikan jika
hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat
singnifikansi terpenuhi.
5.
Jika nilai
hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternative diterima.
2.4
Pengujian
Hipotesis dengan Penelitian Kualitatif
Pengujian hipotesis dapat pula dilaksanakan dengan data
kualitatif.Misalnya, setelah melaksanakan interviuw yang intensif seorang
periset kemudian menyusun kerangka teoretis bahwa praktik-praktik tidak etis
yang dilakukan oleh karyawan merupakan fungsi ketidakmampuannya dalam membedakan
antara benar dan salah atau sebagai akibat kebutuhan yang amat terhadap uang,
atau juga sebagai akibat pengabaian praktik tersebut oleh organisasi.Tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengumpulan data untuk menguji
hipotesis tersebut.Dalam hal setelah dilakukan pengujian ternyata faktor
penyebabnya bukan dari ketiga variabel yang telah disebutkan tersebut maka
fenomena ini disebut sebagai the negative case method.Dalam kondisi ini,
teori dan hipotesis harus terus direvisi sampai diperoleh teori yang kokoh.(Sidig,2015;5)
2.5
Keuntungan
Manajerial
Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka
teoretis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim
yang cerdas terhadap laporan penelitian.(Sekaran,2014;146)
2.6 Ringkasan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan, yakni: Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Sedangkan
hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas
dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan.Sedangkan hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya.
3.2 Kritik
Karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, masih banyak
yang perrlu diperbaiki baik dalam isi
maupun tulisan.
3.3 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
A.James,dan,Champion.
1992. Metode dan Masalah Penelitian
Sosial.Surakarta:PT ERESCO
Hasan,Iqbal.2002.Pokok-pokok
Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta:Ghalia Indonesia
Kerlinfer, Fres N.1978. Behavioral
Research, New York: Holt Rinehard and Winston.
Nasir,Muhammad.1988.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia IndonesiaSekaran,Uma.2014.Metodologi
Penelitian untuk Bisnis.Jakarta:Salemba EmpatSidiq,Danar Sutopo.RMK.1992.Metodologi Penelitian Pertemuan IV.Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penerbit Alfabeta, Cetakan ke-13.